Ketiga, keterjangkauan secara ekonomi mengingat terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Badan Otorita. Hal ini menyangkut imbal hasil yang akan didapatkan oleh badan usaha yang berinvestasi ke IKN. Di satu sisi sistem transportasi cerdas juga menjadi bagian dari visi pembangunan kota untuk mewujudkan kota cerdas.
"Kita akan lihat antara invetasi yang dilakukan, kemudian ekspektasi IRR yang diharapkan. Perushaan juga kan cari untung, untung disini reasonable profit, kalau minta IRR diatas 30 persen, sudah saya pastikan tidak," ucap Ali.
Keempat, terkait transfer teknologi. Badan Otorita IKN akan mencari badan usaha yang bersedia untuk melakukan transfer teknologi ketika sudah memenangkan tender, terutama untuk peserta tender yang dari Asing.
"Dilihat dari berapa banyak pelatihan yang akan dilakukan, atau produksi manufakturnya akan dibangun di Indonesia dan lain sebagainya, agar investasi yang dilakukan juga bisa memberikan nilai tambah," tuturnya.
Dia menyebut, proyek tersebut targetnya akan segera ditender setelah proyek pembangunan IKN pada tahap pertama saat ini telah rampung dikerjakan. Terutama untuk pembangunan jalan-jalan kota di dalam IKN.