NEW YORK, vozpublica.id - Banyak perusahaan rintisan atau startup gagal atau bangkrut pada tahun lalu. Ternyata berdasarkan survei, ada tiga penyebab utamanya.
Skynova, yang membuat perangkat lunak penagihan untuk bisnis mikro, melakukan survei terhadap 492 pendiri startup pada November 2022. Skynova pun menganalisis data startup dari CB Insights untuk studi baru yang melihat penyebab paling umum di balik kegagalan startup pada tahun lalu.
Dikutip dari CNBC International, berikut tiga penyebab utama startup gagal pada 2022:
Studi tersebut mencatat 47 persen kegagalan startup pada 2022 disebabkan kurangnya pembiayaan, hampir dua kali lipat persentase kegagalan karena alasan yang sama pada 2021, berdasarkan data CB Insight.
Selanjutnya, kehabisan uang tunai berada di balik 44 persen kegagalan startup. Meskipun itu dapat disebabkan oleh perencanaan keuangan yang buruk, tapi juga dapat menunjukkan kurangnya dana yang tersedia.
Masalah modal ini tidak mengejutkan, mengingat kekhawatiran akan potensi resesi, di antara faktor-faktor lain yang telah menyebabkan investasi di startup Amerika Utara anjlok 63 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan Crunchbase baru-baru ini.
Siapa pun yang ingin memulai bisnis baru pada 2023 mungkin menghadapi hambatan serupa untuk mendapatkan pendanaan, selama ketidakpastian ekonomi terus berlanjut.