Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Terungkap! Tasya Farasya Tenteng Tas Hermes Rp2,9 Miliar saat Sidang Cerai
Advertisement . Scroll to see content

Industri Fashion Bangkit, Desainer Perkenalkan Batik Keraton hingga Sustainable Fashion 

Selasa, 06 September 2022 - 01:27:00 WIB
Industri Fashion Bangkit, Desainer Perkenalkan Batik Keraton hingga Sustainable Fashion 
JF3 hadirkan karya apik para desainer (Foto: JF3)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Ajang bergengsi Jakarta Fashion Food Festival (JF3) kembali digelar. Sudah menjadi hal umum jika JF3 Fashion Festival menghadirkan karya anak bangsa yang kreatif.

Ada banyak kreativitas yang ditampilkan di runway JF3 pada hari kedua Jumat (2/8/2022). Mulai dari batik keraton hingga sustainable fashion.

Chairman JF3, Soegianto Nagaria mengatakan, dengan semakin terkendalinya pandemi, maka dengan sangat bersyukur kami dapat kembali menghadirkan rangkaian acara JF3 secara offline. 

"Tahun ini kami mengangkat dua tema penting yaitu sustainability, sebagai ajakan untuk memulai gerakan fashion yang bertanggung jawab secara sosial dan terhadap lingkungan untuk mendukung kelangsungan hidup," ujar Soegianto Nagaria, dalam pembukaan JF3 fashion festival belum lama ini.

Selain itu, ada tema penting lain yang dihadirkan tahun ini adalah budaya, hal ini diwujudkan dengan menghadirkan desainer, brand, dan UMKM berbasis mode yang memiliki visi untuk mengangkat budaya dalam karya mereka, baik di atas runway JF3 maupun dalam pameran fashion village.

Lantas, apa saja karya-karya desainer muda tersebut? Berikut ulasannya dirangkum pada Senin (5/9/2022).

Kinanthi Amtra by Lia Afif

Lia Afif membuat rancangan bertajuk Kinanthi Amtra. Tema ini diambil dari dua kata, yaitu Kinanthi yang diambil dari bahasa Jawa yang memiliki arti tuntunan. Sementara Amatra dari kata Matra yang berarti tekanan irama atau suku kata.

“Jadi Kinanthi Amatra ini bisa diartikan sebagai tuntunan atau panduan dari irama musik, yang diwujudkan dalam satu rangkaian adibusana indah satu dengan yang lainnya bagaikan irama musik yang memandu para perempuan untuk tampil dengan sempurna,” ujar Lia Afif dalam perhelatan JF3 belum lama ini. 

Pada koleksinya kali ini, Lia menggunakan batik pesisir dengan desain khasnya yakni dress dengan look A dan I line serta serta menggunakan perpaduan warna merah dan krem. 

Pada koleksinya kali ini, Lia memberikan sentuhan harmoni dalam setiap koleksi rancangannya di JF3. "Jadi saya buat koleksi yang berbeda desainnya. Jadi koleksi satu dengan yang lainnya tidak akan sama,” ujarnya. 

Vorstenlanden by Jeny Tjahyawati

Istilah larangan dalam batik keraton yang hanya berkembang di kalangan keraton. Terinspirasi dari latar belakang motifnya yang terlarang untuk di gunakan oleh orang “biasa” dan hanya di buat oleh para putri keraton serta pembatik-pembatik ahli yang hidup di kalangan keraton 

Fits Loose by Melia Wijaya

Terinspirasi dari Eropa Barat tahun 1500 - 1550. Ditandai dengan pakaian besar dan tebal yang dikenakan dalam banyak lapisan  dengan detail slash, bordir, trim terapan (smoke) dari ornamen permukaan menjadi menonjol.

S I S A by Tities Sapoetra

Tahun ini Tities Sapoetra menampilkan koleksinya yang berkolaborasi dengan jenama busana lokal Avga. Koleksi kolaborasi ini mereka bertajuk S I S A. Cerita kolaborasi ini bermula ketika Tities merasa prihatin dengan keadaan selama dan setelah pandemi. Begitu banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar akibat masa terkungkung itu.

“Untuk bebas dan kembali menjadi seperti sedia kala, kita harus bersatu. Bergandengan tangan. Alih-alih bersaing lebih baik kita bekerja sama, saling dukung. Local supports local. Karena itu, selama pandemi saya mulai menjalin kerja sama dengan banyak pihak. Tapi dengan Avgal menjadi kolaborasi pertama saya dengan label busana lain. Semoga langkah ini menginspirasi yang lain untuk melakukan hal sama,” ujar Tities.

Mengamati tempat produksi Avgal, Tities melihat banyak sisa kain tak terpakai yang menggerakkannya untuk memanfaatkan sisa-sisa bahan itu menjadi busana.

“Kami menerapkan zero waste dan mendukung sustainable fashion yang setidaknya telah dimulai dari diri kami sendiri,” ujar Tities.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut