Begini Makna Blue Moon dan Asal Usul Istilah Bulan Biru, Anda Sudah Tahu?

JAKARTA, vozpublica.id - Blue Moon akan terjadi pada akhir Agustus ini. Tak berwarna biru, sebenarnya apa makna Blue Moon, fenomena supermoon kedua di Agustus ini.
Meskipun bernama Blue Moon, Bulan sama sekali tak tampak biru. Istilah ini sebenarnya berasal dari ekspresi abad ke-16, di mana Blue Moon merujuk pada sesuatu yang tak pernah terjadi atau jarang.
Bulan berwarna biru hanya terjadi dalam kondisi atmosfer tertentu. Misalnya, setelah terjadi letusan gunung Krakatau yang masif pada 1884, yang membuat Blue Moon benar-benar biru.
Asal-usul istilah Blue Moon juga terbagi menjadi dua definisi yang berbeda. Pertama, Blue Moon musiman yakni Bulan Purnama ketiga dari salah satu musim astronomi, yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama.
Bulan biru musiman terjadi lebih jarang dari pada bulanan. Kedua ada Blue Moon bulanan. Ini adalah Bulan Purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi, yang di dalamnya terjadi dua kali Bulan Purnama.
Blue Moon bulanan dapat terjadi jika Bulan Purnama terbit di sekitar awal bulan Masehi. Hal ini dikarenakan rata-rata lunasi sebesar 29,53 hari lebih pendek dibandingkan dengan 11 bulan dalam kalender Masehi. Baik Blue Moon musiman maupun bulanan terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun sekali.
Bulan jenis ini disebut Blue Moon Kalender, yang terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun sekali, dan Lue Moon berikutnya terjadi pada tanggal 31 Mei 2026, mendatang berdasarkan waktu dan tanggal kemunculan terakhir.
Editor: Dini Listiyani