Tak Rela Perusahaan Dicaplok China, Bos Aston Martin Tambah Saham

JAKARTA, vozpublica.id – Executive Chairman Aston Martin Lawrence Stroll memutuskan menambah sahamnya di perusahaan. Langkah ini sebagai upaya Stroll menghalangi Geely mengambil alih perusahaan.
Langkah ini dilakukan agar Aston Martin tidak berada di bawah naungan produsen asal China.
Dilansir dari Carscoops, Senin (9/1/2023), Stroll melalui perusahaan Yew Tree Investment Group menambah saham pabrikan asal Inggris tersebut. Jika sebelumnya Stroll memiliki saham 19 persen, kini tercatat 28,89 persen di 2022.
"Sebagai grup investor kami kami memiliki keyakinan kuat bahwa Aston Martin sangat mampu bersaing di bisnis otomotif mobil mewah performa tinggi. Brand ini akan sukses dengan didorong oleh portofolio produk baru yang menarik yang siap dipasarkan," ujar Stroll.
Banyak pihak beranggapan bahwa Aston Martin kalah dengan merek Ferrari, Lamborghini dan lainnya. Disebutkan bahwa Stroll mengaku cukup sedih atas pandangan sebelah mata terhadap merek asal Inggris tersebut.
Harus diakui, secara penjualan bisa dibilang Aston Martin memang kalah dari pabrikan-pabrikan asal Italia tersebut. Hal ini kemudian yang berpengaruh terhadap pendapatan dan membuat kondisi kritis perusahaan.
Total dana yang dikeluarkan oleh Stroll dalam beberapa bulan terakhir di tahun 2022 mencapai USD60 juta atau berkisar Rp931 miliar. Dia meyakini bahwa perusahaan masih bisa bersaing di segmen mobil mewah performa tinggi.
Kondisi penjualan Aston Martin yang menurun dari para kompetitornya tersebut membuat Geely tertarik untuk membeli sejumlah saham Aston Martin. Ditambah lagi Geely sudah sangat berani juga dengan memiliki saham Volvo, Lotus, dan Lynk&Co.
Geely sejauh ini sudah memiliki 7,6 persen saham Aston Martin. Dan masih inginkan lebih besar lagi saham agar mereka menjadi pemilik rival Bentley tersebut.
Editor: Ismet Humaedi