Banyak Kelemahan, IIHS Ragukan Kesiapan Teknologi Self Driving

JAKARTA, vozpublica.id - Sistem bantuan pengemudi (self driving) dapat mempercepat, mengerem dan mengarahkan pengendara dalam situasi tertentu. Namun, menurut Institute for Highway Safety (IIHS), teknologi ini belum cukup maju menggantikan peran manusia sepenuhnya.
Automotive News melaporkan saat menguji teknologi self-driving Tingkat 2 milik Tesla, Mercedes, BMW dan Volvo di jalan raya serta lintasan sirkuit, IIHS menyimpulkan setiap sistem memiliki kelemahan yang berpotensi berbahaya.
“Kami tidak berpikir salah satu dari lima sistem ini dapat diandalkan. Pengemudi harus tetap memperhatikan ketika sistem ini digunakan," ujar kepala peneliti penelitian IIHS, David Zuby, seperti dilansir dari Carscoops, Selasa (14/8/2018).
Selama empat tes di lintasan, IIHS menemukan kelemahan dalam sistem kontrol pelayaran adaptif Volvo, serta sistem pengereman darurat otomatis Tesla, demikian pula Mercedes dan BMW.
Sementara itu, dalam tes on-road ditemukan masalah di semua sistem, karena setiap kendaraan yang diuji (kecuali Tesla Model 3) gagal merespons kendaraan stasioner di depan pada satu titik atau lainnya.
Adapun sistem pengereman Model 3 terlalu berhati-hati sebanyak 12 kali selama uji jalanan sejauh 180 mil (289 km), di mana tujuh insiden terkait dengan bayangan pohon di jalan.
"Tidak jelas, pengereman tidak perlu ini terkait dengan deteksi yang lebih baik terhadap kendaraan atau bukan. Kami perlu melakukan pengujian tambahan untuk memahami hal itu,” kata Zuby.
IIHS juga menemukan masalah inkonsistensi dengan sistem marka jalan. Sistem Autosteer Tesla sebagian besar memang berhasil mengesankan dalam enam uji coba pada tiga bagian jalan yang melengkung. Di mana Model 3 berhasil tetap berada di dalam jalur selama 18 percobaan (Model S melintasi garis jalur hanya sekali).
Sementara sistem lajur aktif Mercedes dan Volvo tetap berada di jalur hanya sembilan kali dari 17 percobaan, sedangkan BMW hanya berhasil tiga kali dari 16 percobaan.
Tes yang sama kemudian dipindahkan ke bagian jalan menanjak sehingga dapat menguji kemampuan sistem navigasi bukit. Di sini, Model 3 tetap di jalurnya kecuali satu percobaan, sedangkan sistem Mercedes berhasil 15 kali dari 18 percobaan, Volvo sembilan kali dari 16 percobaan, Tesla Model S lima kali dari 18 percobaan, dan BMW secara mengejutkan gagal semua di 14 percobaan.
Hal lain yang patut dicatat adalah meskipun cukup baik dalam beberapa tes, Model S dan Model 3 memiliki kegagalan paling dramatis selama pengujian berbasis lintasan, karena kedua model tersebut mengenai benda-benda diam.
IIHS saat ini sedang mengembangkan skema uji komprehensif untuk sistem ini, yang harus siap dalam waktu sekitar 12 bulan.
Editor: Dani M Dahwilani