Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Anwar Ibrahim: Malaysia Tak Setuju dengan Sebagian Besar Poin Proposal Damai Trump di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Sosok Wan Azizah, Wakil Perdana Menteri Perempuan Pertama Malaysia

Sabtu, 12 Mei 2018 - 14:05:00 WIB
Sosok Wan Azizah, Wakil Perdana Menteri Perempuan Pertama Malaysia
Wan Azizah Wan Ismail menjadi wakil perdana menteri perempuan pertama di Malaysia. (Foto: The Star)
Advertisement . Scroll to see content

KUALA LUMPUR, vozpublica.id - Istri tokoh oposisi Anwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail, meraih 52.543 suara dalam pemilihan umum Malaysia, Rabu (9/5), sekaligus mengamankan kursi parlemen pusat.

Dia juga ditunjuk menduduki posisi wakil perdana menteri oleh Mahathir Mohamad. Mahathir dilantik sebagai perdana menteri Malaysia oleh Yang di-Pertuan Agoeng Sultan Sulaiman V pada Kamis (10/5) malam.

Mahathir dan Anwar pernah menjadi tokoh senior partai pendukung pemerintah Partai Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO). Namun hubungan keduanya putus saat Mahathir memecat Anwar sebagai wakil perdana menteri pada 1998. Tak hanya itu Anwar kemudian dijebloskan ke penjara atas tuduhan korupsi dan sodomi.

Wan Azizah merasakan betul bagaimana penderitaan suami dan keluargannya akibat hukuman itu. Apalagi Anwar beberapa kali keluar masuk penjara.

Namun, tidak ada lawan dalam politik. Kini, Wan Azizah dan Mahathir bahu membahu memimpin pemerintahan Malaysia.

"Saya enggan berada di posisi utama dalam politik. Saya tidak pernah berpikir akan berada di posisi saya saat ini, tapi saya di sini sekarang," kata dia kepada Channel NewsAsia pada Januari lalu, setelah Pakatan Harapan, selaku kelompok oposisi saat itu, resmi mengusung Mahathir sebagai calon perdana menteri.

Wan Azizah lahir pada 3 Desember 1952. Dia merupakan politisi dadakan dan akan menjabat sebagai wakil perdana menteri perempuan Malaysia pertama. Dia menjadi anggota parlemen untuk Permatang Pauh sejak 2015 dan merupakan presiden Partai Keadilan Rakyat.

Perempuan yang lahir di Singapura ini menempuh pendidikan dasar di Sekolah Biara St Nicholas, Alor Setar. Dia melanjutkan pendidikannya di Tunku Kurshiah College di Seremban sebelum melanjutkan sekolah kedokteran di Royal College of Surgeons, Irlandia.

Dia dianugerahi medali emas dalam bidang kebidanan dan ginekologi, kemudian lulus sebagai ophthalmologist (dokter mata) berkualitas.

Wan Azizah bekerja sebagai dokter pemerintah selama 14 tahun sebelum suaminya diangkat sebagai wakil perdana menteri pada 1993.

Selepas itu, ibu dari enam anak ini menghabiskan banyak waktunya di bidang sosial. Dia menjadi pelindung MAKNA (Majelis Kanker Nasional) dan menjadi perempuan kedua yang memimpin partai politik dalam sejarah Malaysia.

Setelah pemecatan dan penangkapan suaminya pada 20 September 1998, Wan Azizah menjadi pemimpin gerakan Reformasi. Dia pertama kali memimpin Gerakan Keadilan Sosial (Adil), sebuah LSM hak-hak sipil, sebelum membantu mendirikan Parti Keadilan Nasional pada 4 April 1999. Dalam pembentukannya, Azizah terpilih sebagai presiden partai pertama karena suaminya dipenjara.

Dalam pemilihan pertama pada 1999, partai Wan Azizah memimpin dan memenangkan lima kursi di parlemen. Dia terpilih sebagai anggota parlemen untuk Permatang Pauh -kursi yang sebelumnya dipegang oleh Anwar Ibrahim- dengan meraup 9.077 suara. Dia berhasil mempertahankan kursi di pemilu 2004, setelah lima kali penghitungan ulang.

Sebagai pemimpin partai politik dan juga anggota parlemen, Wan Azizah sering berbicara di program-program yang disponsori PBB. Dia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Kaukus Parlemen Malaysia untuk Demokrasi di Myanmar dan anggota ASEAN Inter-Parliamentary Myanmar Caucus.

Wan Azizah kembali memenangkan kursi parlemen di Permatang Pauh dalam pemilihan umum ke-12 di dengan meraih 13.388 suara. Kemudian dia didukung oleh semua komponen partai di Pakatan Rakyat untuk memimpin oposisi di parlemen.

Setelah Anwar Ibrahim mengumumkan niatnya untuk kembali aktif ke politik, Wan Azizah bersiap mengosongkan posisi presiden partai. Dia mengundurkan diri dari kursi parlemen untuk Permatang Pauh pada 31 Juli 2008, demi memberi jalan bagi suaminya, yang memenangkan pemilihan sela berikutnya pada 26 Agustus 2008.

Wan Azizah diberi gelar kehormatan saat perayaan ulang tahun resmi Yang di-Pertua Negeri (gubernur negara bagian) Penang pada 12 Juli 2008. Dia dianugerahi Darjah Panglima Pangkuan Negeri, lambang peringkat kedua di negara bagian yang membuatnya berhak atas gelar Datuk Seri.

Pada 9 Maret 2014, PKR mengumumkan Wan Azizah sebagai calon anggota parlemen baru untuk Kajang, menyusul vonis lima tahun penjara terhadap Anwar, setelah pengadilan banding Malaysia membatalkan putusan bebas tuduhan sodomi. Hal ini menyebabkan Anwar tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilihan sela.

Pada 23 Maret 2014, Wan Azizah terpilih sebagai anggota parlemen Selangor untuk Kajang.

Pemilu sela diadakan untuk kursi Dewan Rakyat Permatang Pauh pada 7 Mei 2015, setelah suami Anwar Ibrahim didiskualifikasi dan dinyatakan bersalah melakukan sodomi. Wan Azizah lalu memperebutkan kursi parlemen melawan tiga kandidat lain dan berhasil mempertahankannya dengan mengantongi 8.841 suara.

Pada 7 Januari 2018, Pakatan Harapan mengumumkan Mahathir Mohamad sebagai calon perdana menteri untuk pemilu, dengan Wan Azizah sebagai wakilnya.

Ini merupakan bagian dari kesepakatan dengan Mahathir, untuk memimpin Malaysia sementara waktu, sambil mencari jalan agar Anwar mendapat pengampunan dari Sultan.

Wan Azizah mungkin tidak pernah bermimpi akan menduduki posisi suaminya dulu, menjadi wakil Mahathir.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut