JAKARTA, vozpublica.id - Lee Jae Myung resmi terpilih sebagai Presiden Korea Selatan. Kisah hidupnya mencuri perhatian karena sebelum memimpin Korea Selatan, dia pernah menjadi buruh ilegal saat SMP.
Lee Jae Myung memenangkan Pilpres Korea Selatan 2025 setelah mengalahkan kandidat dari partai penguasa, Kim Moon Soo, Selasa, 3 Juni. Dia berhasil mengumpulkan hampir 50 persen suara atau sekitar 35 juta pemilih, menandai perubahan besar dalam arah politik negara itu.
Kemenangan ini terjadi di tengah krisis politik menyusul status darurat militer yang diberlakukan oleh presiden sebelumnya, Yoon Suk Yeol.
Lahir dari keluarga miskin di Andong, Lee sudah bekerja sejak SMP demi membantu ekonomi keluarganya. Ia bahkan sempat mengalami kecelakaan kerja serius yang meninggalkan luka permanen di tangannya. Namun, keterbatasan fisik tak menghentikannya untuk terus menempuh pendidikan, hingga akhirnya lulus ujian pengacara dengan beasiswa penuh.
Sebelum terjun ke politik, Lee menghabiskan hampir dua dekade sebagai pengacara hak asasi manusia. Ia mulai dikenal publik saat menjabat sebagai Wali Kota Seongnam dan Gubernur Gyeonggi, berkat kebijakan pro-rakyat seperti program kesejahteraan dan bantuan universal saat pandemi. Perjuangannya yang dimulai dari bawah mendapat dukungan kuat dari kalangan pekerja dan masyarakat kecil.
Namun, menuut Lee Jun Han, profesor ilmu politik dan studi internasional Universitas Nasional Incheon, seperti dikutip dari BBC, sosok Lee tak lepas dari kontroversi. Gaya politiknya yang agresif dan janji-janji reformasi progresif membuatnya dianggap sebagai figur yang memecah belah.
Beberapa kalangan memujinya sebagai pembaru, sementara yang lain meragukan kredibilitas dan niatnya, terutama karena dia juga sempat terlibat dalam berbagai penyelidikan hukum. Namun, satu hal yang pasti, Lee telah membuktikan siapa pun bisa bangkit, bahkan hingga menjadi presiden.
Editor: Mu'arif Ramadhan