Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Read Next : Polres OKI Diduga Tak Netral Usut Kasus Penembakan Pekerja Kebun di Sumsel
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Rita Losandieu, mengasuh kedua cucunya di sebuah rumah bata kecil di lereng yang berdebu. 
 
Putrinya bekerja di negara tetangga Republik Dominika, yang membangun tembok untuk menghalangi migrasi dan tahun lalu mendeportasi lebih dari 200.000 warga Haiti.
 
Kedua putranya yang lain mengiriminya uang yang ia butuhkan untuk membeli makanan. Namun, barang-barang semakin sulit didapat sehingga Rita kesulitan memenuhi kebutuhan mereka.
 
Sekitar 5 juta orang di Haiti berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri akibat konflik, menurut Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), tolok ukur internasional untuk menilai kelaparan.
 
Sejak pembunuhan presiden terakhir Haiti tahun 2021, geng-geng bersenjata telah memperluas kekuasaan dan pengaruh mereka, mengambil alih ibu kota dan memperluas wilayah ke lahan pertanian di dekatnya.
 
Perampasan tanah mengakibatkan penjarahan, pembakaran, pemerkosaan massal, dan pembunuhan tanpa pandang bulu.

Editor: Wahyu Triyogo

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut