JAKARTA, vozpublica.id – Nama Ferry Sunarto identik dengan kebaya. Selama 20 tahun berkarya sebagai desainer merupakan gairah (passion) hidupnya. Pria 46 tahun ini pun mendedikasikan dirinya untuk dunia fashion.
Selain melayani permintaan konsumen dari berbagai kalangan, dia juga membantu perajin-perajin kain Nusantara sebagai mitra kerja. Bagi Ferry, kebaya bukan sekadar budaya nasional, tetapi pemersatu bangsa pula.
Ayahnya yang seorang pengusaha garmen Tionghoa berpesan, “Berbuatlah yang terbaik untuk bangsa.” Namun, tantangan terberatnya mempopulerkan kebaya di kalangan menengah ke atas, agar bisa seperti kimono di Jepang atau cheongsam di China.
Setelah menjadi Juara II Lomba Perancang Mode (LPM) di sebuah majalah pada 1995, Ferry merancang kebaya yang berbeda dan mendesain batik yang lebih kekinian. Dia mengajak artis yang banyak penggemar untuk mengenakan karya busananya, di antaranya keluarga pasangan Donna Agnesia dan Darius Sinathrya.
Kesan kebaya yang pas di badan sehingga terlihat seksi menginspirasi Ferry Sunarto. Kini, namanya tak hanya populer di dalam negeri. Sepanjang 2018 ini, dia sudah menggelar fashion show di Moskow dan Bahrain.
Tahun depan, Ferry berencana tampil di Kazakhstan, selain dua kali fashion show di Indonesia setelah Pemilu. Sebelumnya, dia pernah manggung di Istana Schaumburg, Jerman.
Nekad, out of the box, melayani konsumen dengan baik, mengikuti tren, serta maintenance karyawan adalah beberapa kunci sukses Ferry Sunarto. Pengalaman merupakan guru yang terbaik bagi perancang busana yang kebayanya disukai kalangan selebriti dan sosialita untuk busana pernikahan ini. Dia sendiri lebih senang disebut desainer inspirasi kebaya, bukan sekadar desainer kebaya.
Video Editor : Mu'arif Ramadhan
Cameraman : Dharma Pandu Laras
Editor: Tuty Ocktaviany