JAKARTA, vozpublica.id - Pagi itu dalam balutan hangat matahari, beberapa pekerja sudah mulai antre di pintu masuk untuk melakukan "medical check up" sebelum memulai bekerja di Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) Pertamina EP Jatibarang Field.
Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan bagi operator produksi
Lokasi tersebut terletak di antara hamparan hutan kayu putih selatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Stasiun pengumpul yang masuk dalam wilayah kerja Subholding Upstream Regional Jawa Pertamina EP Zona 7 itu saat ini memiliki 23 sumur dengan jumlah produksi minyak sebanyak 3.130 barel per hari (BOPD) dan produksi gas sebanyak 17 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Operator berdiskusi saat melakukan pengawasan “fire protection system” di area tangki SP ABG Pertamina EP Jatibarang Field
Peningkatan kapasitas daya tampung minyak dan gas yang disuplai langsung dari beberapa sumur pengeboran, tentunya memiliki resiko yang tinggi di stasiun pengumpul tersebut. Oleh karena itu berdasarkan standar operasionalnya, fasilitas keamanan SP ABG sudah dilengkapi dengan "fire protection system" untuk memitigasi pada keadaan darurat (emergency).
Operator melakukan pendeteksian kebocoran gas dengan “gas detector” di area “manifold header”
Supervisor Tugu Barat dan Akasia Bagus Dendy Gradienda menyatakan selain fasilitas "fire protection system", SP ABG juga dilengkapi dengan "flame detector" dan juga "gas detector" H2S yang dipasang pada beberapa titik. Hal itu karena stasiun pengumpul tersebut berpotensi terpapar gas dari sumur-sumur dengan kandungan gas H2S yang cukup besar. Selain itu SP ABG juga sudah dilengkapi dengan teknologi “autopilot flare control” untuk menyalakan flare secara otomatis.
Peserta berusaha memadamkan api yang membakar saluran pipa saat lomba fire combat
Sebagai wujud komitmen terhadap keselamatan kerja sekaligus memperingati Bulan K3 Nasional, Pertamina EP Zona 7 menggelar berbagai lomba seperti lomba Basic Life Support (BLS), Fire Combat dan lainnya. Perlombaan tersebut guna mengasah kesiapsiagaan para pekerja dalam menangani kondisi darurat di lingkungan kerja.
Editor: Yudistiro Pranoto