JAKARTA, vozpublica.id - Saat ini terdapat 4.300 agama yang dipeluk oleh 8 miliar penduduk di dunia. Dengan bantuan mesin pencari, Google, kita dapat mengetahui betapa praktik agama dan keyakinan setiap komunitas itu bukan saja berbeda tapi juga bertentangan antara satu dengan yang lainnya.
Ada dua cara bagaimana kita memperlakukan agama sebanyak itu di era Google sekarang ini. Pertama, agama diperlakukan sebagai kebenaran mutlak. Kedua, agama diperlakukan sebagai warisan kultural milik bersama umat manusia.
“Denny JA menawarkan cara yang kedua, untuk terbangunnya kehidupan yang damai dan harmonis,” demikian dikatakan oleh penulis Ahmad Gaus yang menjadi narasumber dalam diskusi dan bedah buku karya terbarunya berjudul “Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google” di Rumi Cafe Jakarta Selatan pada Rabu sore (29 Maret 2023).
Diskusi tersebut dihadiri oleh puluhan orang dari beragam latar belakang, seperti mahasiswa, tokoh agama, sastrawan dan wartawan. Berbeda dari diskusi buku pada umumnya, diskusi tersebut semakin hangat dengan diwarnai oleh pembacaan puisi serta tarian sufi dan diakhiri dengan buka puasa bersama.
Pada kesempatan tersebut, Gaus mengaku, ia menulis buku tentang pemikiran Denny JA tersebut lantaran dirinya melihat hal yang tidak biasa, semacam inovasi, atau dulu lazim disebut pembaruan pemikiran agama.
Editor: Yudistiro Pranoto