JAKARTA, vozpublica.id – Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin transisi energi bersih di kawasan. Dengan 40 persen potensi panas bumi dunia, kapasitas energi surya hingga 3.286 GW, serta penguasaan 42 persen cadangan nikel global, Indonesia berada dalam posisi strategis sebagai hub energi terbarukan menuju Indonesia Emas 2045.
Keunggulan geografis dan geopolitik semakin memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama energi lintas negara, khususnya di kawasan ASEAN.
Sebagai langkah konkret, The 12th IndoEBTKE ConEx 2025 akan diselenggarakan pada 26–28 November 2025 di NICE, PIK 2, oleh METI, MASKEEI, dan lima asosiasi energi terkemuka. Konferensi ini mengusung tema: Positioning Indonesia as a Regional Green Powerhouse to Support Indonesia Emas 2045."
Acara ini merupakan forum energi terbarukan terbesar di Asia Tenggara, yang memfasilitasi kolaborasi lintas sektor dan negara, sekaligus mempercepat transformasi energi nasional.
Dalam pra-acara Focus Group Discussion (FGD) bersama Boston Consulting Group (BCG), dibahas empat isu utama: hasil konkret konferensi, peran swasta dalam mendukung RUPTL hijau, peluang integrasi regional, serta tantangan transisi energi.
Ketua Komite IndoEBTKE 2025, Eka Satria, menyampaikan bahwa acara ini akan menjadi ruang strategis untuk menjalin kemitraan dan memperkuat komitmen energi bersih Indonesia.
Dengan pendekatan kolaboratif, kehadiran pemimpin global, teknologi terkini, dan sesi networking strategis, IndoEBTKE ConEx 2025 diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi energi bersih yang andal dan berkelanjutan.
Editor: Yudistiro Pranoto