CALIFORNIA, vozpublica.id - NASA telah mengumumkan salah satu rencana paling ambisius yakni menempatkan astronot di permukaan Mars pada 2030-an. Masalahnya, di sana tidak ada cukup oksigen.
NASA memiliki rencana untuk menghasilkan oksigen di Mars. Badan antariksa Amerika Serikat itu sedang menguji rencana itu dalam sistem yang lebih kecil di atas robot penjelajah Perseverance yang diluncurkan Juli lalu.
Di atas rover dipasang perangkat kecil yang dikenal sebagai Mars Oxygen in Situ Resource Utilization Experiment (MOXIE). Sistem tersebut mampu mengubah karbon dioksida yang membuat 96 persen atmosfer Mars menjadi oksigen.
Mars hanya memiliki 0.13 persen oksigen di atmosfernya dibandingkan dengan 21 persen di Bumi. Baru-baru ini para ilmuwan dari University di St. Louis telah menemukan teknik baru yang dapat melengkapi MOXIE, sebagaimana dikutip dari Slash Gears, Senin (14/12/2020).
Fungsi MOXIE dengan menghisap atmosfer Mars dan menggunakan proses listrik untuk memisahkan atom oksigen dari setiap molekul karbon dioksida. Teknik eksperimental baru menggunakan sumber daya yang berbeda, air asin yang diduga tersembunyi di danau di bawah permukaan Mars.
Para ilmuwan telah menemukan bukti adanya danau dan sejumlah kolam asin di bawah permukaan Mars di dekat lapisan es selatan. Peneliti mengatakan keberadaan air asin adalah masalah besar karena air asin dapat dipecah menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan elektrolisis.
Para peneliti mencatat es dapat dielektrolisis dengan karbon dioksida untuk menghasilkan oksigen dan metana sebagai bahan bakar roket. Perlu juga dicatat keberadaan endapan air asin di Mars belum dikonfirmasi secara meyakinkan.
Para peneliti dalam proyek tersebut mengatakan bahwa mereka berharap dalam dekade mendatang atau lebih sistem mereka dapat cukup maju untuk dapat bersaing dengan MOXIE dan sistem lainnya.
Editor: Dini Listiyani