JAKARTA, vozpublica.id – Suka makan gorengan? Ingat, jangan berlebihan ketika mengonsumsi gorengan karena bisa berdampak negatif pada kesehatan.
Gorengan yang kita makan semalam ini rasanya enak, teksturnya renyah, dan harganya murah. Ini semua merupakan kombinasi yang sangat menggiurkan.
Mudah sekali untuk mendapatkan gorengan, mulai dari jajanan pinggir jalan hingga restoran cepat saji. Tapi perlu diketahui bahwa gorengan cenderung tinggi kalori dan lemak trans.
Seperti dilansir dari Healthline, Sabtu (9/1/2021), keseringan makan gorengan memiliki dampak negatif pada kesehatan. Apa saja bahayanya?
1. Tinggi kalori
Banyak metode memasak yang bisa dilakukan, tapi menggoreng adalah cara yang paling banyak menambah kalori terhadap makanan. Pertama, kebanyakan dari gorengan dibalut dahulu dengan adonan tepung sebelum digoreng. Belum lagi makanan tadi kehilangan air dan menyerap minyak. Makanan yang digoreng akan mengandung lebih banyak kalori daripada yang tidak.
2. Tinggi lemak trans
Minyak yang dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak akan membentuk lemak trans. Belum lagi saat minyak digunakan berulang-ulang kali, lemak transnya akan semakin meningkat. Lemak ini dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit.
3. Risiko penyakit jantung
Makan gorengan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Faktanya, menurut PubMed, seseorang yang semakin sering makan gorengan akan semakin besar memiliki risiko penyakit jantung.
4. Risiko diabetes
Beberapa penelitian menunjukkan, mengonsumsi gorengan akan berisiko terkena diabetes tipe 2. Mereka yang mengonsumsi empat sampai enam porsi gorengan per minggu, 39 persen lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2. Dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu porsi per minggu.
5. Tingkatkan asupan kalori
Gorengan dapat meningkat asupan kalori secara signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa lemak trans berperan penting dalam penambahan berat badan. Ini karena gorengan dapat meningkatkan nafsu makan dan tinggi lemak. Bahkan sekalipun makanannya tidak memiliki kalori tambahan, lemak trans akan secara signifikan menumpuk lemak perut.
Editor: Tuty Ocktaviany