JAKARTA, vozpublica.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, akan mengonsolidasikan sejumlah perusahaan pelat merah. Perusahaan tersebut terdiri dari sektor infrastruktur dan pelayanan jasa kebandarudaraan.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan proses konsolidasi masih di tahap awal, sehingga pembahasan masih terus dilakukan Kementerian BUMN dan kementerian teknis.
Opsi konsolidasi terdiri atas penggabungan (merger), pembentukan holding, dan subholding. Meski demikian, opsi tersebut belum diputuskan pemerintah karena masih dibahas dengan menpertimbangakan sejumlah faktor.
"Proses transformasi di karya-karya (BUMN) itu masih tahap awal jadi belum bisa dikatakan bagaimana bentuknya. Apalagi kan membutuhkan koordinasi antara banyak lembaga-lembaga dan kementerian, misalnya Kementerian PUPR, Kemenkeu, Kemenkumham juga untuk perundang-undangannya," ujar Arya, Jumat (28/4/2023).
Di sektor pelayanan jasa kebandarudaraan, BUMN yang akan dikonsolidasikan adalah PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II. Sinyal konsolidasi kedua perusahaan ini sudah disampaikan Erick pada Desember 2022 lalu.
Arya enggan merinci skema integrasi kedua operator bandara pelat merah tersebut. Menurutnya, integrasi AP I dan AP II akan memperkuat ekosistem aviasi di dalam negeri.
"Jadi jawabannya akan terjadi konsolidasi (AP I dan AP II), saya sampaikan bahwa ke depan hanya akan ada 30 BUMN," ungkap Arya.
Dari arsip pemberitaan vozpublica.id, terdapat dua skema yang diusulkan yakni merger dan pendirian Subholding Airport Co. Kedua opsi tersebut akan dipilih salah satunya, setelah proses penyetaraan kedua operator bandara itu.
Adapun proses penyetaraan terkait dengan komersial, aturan (policy), standard operating policy hingga struktur organisasi. Setelah penyetaraan dilakukan, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney selaku Holding BUMN Pariwisata dan Aviasi bersama dengan Kementerian BUMN akan menetapkan salah satu alternatif atas kedua opsi.
Sementara, di bidang infrastruktur muncul dua opsi berupa merger dan pembentukan holding baru. Namun demikian, opsi itu masih berupa isu karena belum ada kesepakatan di internal pemerintah.
Adapun BUMN Karya atau Infrastruktur terdiri dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Lalu, PT Jasa Marga (Persero), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan Perum Perumnas.
Editor: Jeanny Aipassa