JAKARTA, vozpublica.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, dari 34 perusahaan smelter nikel yang beroperasi di Indonesia, baru empat smelter yang masuk ke hilirisasi nikel untuk memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufik Bawazier mengungkapkan, keempat perusahaan tersebut perlu pengembangan hilirisasi nikel ke depannya. Selain itu, juga dukungan dari komisi VII karena memerlukan investasi besar.
Taufiek menuturkan, industri nikel pirometalurgi yang sudah beroperasi di Indonesia saat ini sebanyak 34 perusahaan, sedangkan yang dalam proses konstruksi sekitar 17 smelter.
Sementara yang masih dalam proses studi kelayakan atau feasibility study (FS) sebanyak 6 smelter, yang tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Banten, dan Kalimantan Selatan.
Editor: Jujuk Ernawati