Rakyat Bersuara Malam Ini: Purnawirawan Bergerak, Wapres Gibran Digertak, Live di vozpublica

JAKARTA, vozpublica.id - Di tengah suasana politik nasional yang kian panas, satu isu terbaru kembali mengguncang. Forum Purnawirawan TNI mengusulkan agar Gibran Rakabuming Raka dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Usulan ini sontak memantik perhatian publik dan menjadi perbincangan hangat di berbagai lapisan masyarakat.
Dalam episode Rakyat Bersuara "Purnawirawan Bergerak, Wapres Gibran Digertak", malam Ini bersama Aiman Witjaksono, menghadirkan para pakar hukum, pengamat militer, serta para tokoh politik lainnya yang akan membahas secara mendalam bagaimana sebenarnya mekanisme yang diatur dalam UUD 1945 dan apakah dinamika ini mencerminkan ketegangan sipil-militer?
Sebelumnya, ratusan purnawirawan TNI menyampaikan aspirasi politik yang mengusulkan adanya evaluasi terhadap jabatan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Mereka menyampaikan pandangan bahwa proses pengangkatan Gibran perlu dikaji kembali agar sejalan dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku.
Usulan ini disampaikan secara resmi kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai bentuk partisipasi aktif dalam menjaga konstitusi dan tata negara. Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan sikap terbuka dan menghargai pandangan yang disampaikan oleh Forum Purnawirawan TNI.
Presiden menegaskan bahwa dia memahami pemikiran-pemikiran tersebut sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan bangsa dan demokrasi Indonesia. Lantas apa kata para pakar tentang persoalan ini?
Saksikan selengkapnya dalam Rakyat Bersuara malam ini bersama para narasumber, Aktivis Senior Arief Poyuono, Pakar Hukum Tata Negara Muhammad Rullyandi, Ketum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar, Eks Komandan Korps Marinir Letjen TNI (Purn) Suharto, Eks Danpuspom Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun, Pegiat Media Sosial Said Didu, dan Pengamat Politik Ray Rangkuti, pukul 19.00 WIB, live di vozpublica.
Editor: Aditya Pratama