Pemerintah Diminta Antisipasi Kenaikan Harga BBM Imbas Perang Hamas-Israel

JAKARTA, vozpublica.id - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi, Notonegoro, meminta pemerintah mengantisipasi kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) akibat dampak perang Hamas-Israel.
"Nah minyak kan sudah di pasar terbuka. Artinya kalau satu kawasan naik, maka juga akan berpengaruh ke kawasan lain ikut naik. Dampaknya nanti ke pengadaan harga BBM jadi lebih mahal. Nah, ini yang saya kira perlu diantisipasi oleh pemerintah," ujar Komaidi, kepada MNC Portal Indonesia.
Komaidi mengungkapkan, terlepas dari dukungan Amerika terhadap Israel, apabila terjadi perang di kawasan Timur maka akan memicu ekspetasi negatif dari pelaku pasar.
"Relevansinya mungkin ada atau tidaknya dukungan ke sana yang namanya perang di kawasan timur tengah maka fundamental yang berpengaruh besar terhadap pergerakan hanya minyak," ujar Komaidi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menekankan bahwa kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja dengan memanasnya konflik antara Israel dan Hamas.
Kepala Negara pun menyebut Indonesia bisa terdampak oleh tegangnya geopolitik di kawasan Timur Tengah itu. Hal ini dikarenakan konflik yang berlangsung antara kedua kubu itu bisa berdampak terhadap harga minyak dunia dan tentunya bisa merembet ke kenaikan harga BBM Indonesia baik yang subsidi maupun yang non-subsidi.
"Saya tidak ingin menakut-nakuti, tapi bisa kejadian, kalau perang enggak selesai, harga BBM global pasti akan naik. Harga energi ini bisa naik gara-gara perang Palestina-Israel, harga energi tuh artinya bensin, Pertamax, Pertalite," ujar Jokowi, di Jakarta, Minggu (15/10/2023).
Editor: Jeanny Aipassa