JAKARTA, vozpublica.id – Negeri Seribu Biara, demikian julukan Armenia. Negara pertama di dunia yang mengakui Kristen sebagai agama resminya pada 301 Masehi ini, berbatasan dengan Turki (barat), Georgia (utara), Azerbaijan (timur), serta Iran (selatan).
Menjelang akhir Kekaisaran Ottoman (1915-1922), sebagian besar penduduk Armenia (650.000-1.500.000) yang tinggal di Anatolia menjadi korban pembantaian (genocide) Turki. Sedangkan dalam kurun waktu 1936-1991, Armenia menjadi bagian dari Uni Soviet.
Selain keindahan alamnya, warisan sejarah negeri itulah yang terekam dalam pameran foto Armenia Land of Legend di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jalan Antara 59, Pasar Baru, Jakarta Pusat, belum lama ini. Karya fotografer senior Antara, Hermanus Prihatna, dan penulis Atman Ahdiat ini merekam perjalanan mereka berdua dari Ibu Kota Yerevan, Biara Khor, Virap, Kuil Garni, Danau Sevan, hingga resor Tsaghkadzor.
Tidak ketinggalan Museum Genosida, megalit Armenia, makam-makam kuno, atau ritual Kristen tua. Hampir 70 persen tujuan wisata di Armenia memang peninggalan sejarah berupa kompleks biara dengan keunikan dan keindahan seni arsitekturnya yang tak ditemukan di negara lain.
Di tengah pameran foto ini, ada diskusi dengan penulis dan fotografer yang dihadiri Duta Besar Republik Armenia, H.E. Dziunik Aghajanian. Dua film tentang Armenia diputar untuk hadirin yang memadati ruang diskusi di sebelah Galeri Foto Jurnalistik Antara. Dubes Armenia mempersilakan hadirin yang antusias bertanya untuk bertandang ke negerinya dengan visa on arrival yang dipermudah.