JAKARTA, vozpublica.id - Puncak bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan generasi muda berkualitas.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo berharap Indonesia mampu keluar dari Middle Income Trap yang masih di sekitar Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia sebesar 4.580 dolar AS.
"Sekarang puncak bonus demografi, dan ini bukan waktu yang panjang, waktu sangat pendek 7 tahun. Dengan bonus demografi seperti ini, supaya Indonesia bisa keluar dari middle income trap, finally kita bisa menjadi negara maju sejajar seperti Swiss, Australia, Jepang dan Korea," kata Angela Tanoesoedibjo dalam sambutannya di Rakernas Gereja Bethel Indonesia (GBI) di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
Angela mencontohkan beberapa negara maju dengan taraf hidup jauh lebih tinggi daripada Indonesia. Bahkan dari segala lini pendapatan negara seperti aktivitas ekspor serta inovasi teknologi jauh lebih unggul. Adanya hal ini, dia mendorong generasi muda mampu melakukan hal-hal positif, dan mampu meningkatkan pendapatan negara, agar mampu keluar dari middle income trap. "Kalau kita ke negara-negara itu apa yang menjadi dasar dengan negara-negara berkembang. Kalau negara maju pasti rakyatnya jauh lebih sejahtera, kualitas lebih tinggi, harapan lebih tinggi," kata Angela.
"Ekspor jauh lebih tinggi daripada kita, inovasi teknologi luar biasa dan ini kita inginkan untuk Indonesia. Akan tetapi kehadiran bonus demografi kita langsung keluar dari middle income trap makanya kalau tidak manfaatkan kita akan terperangkap bisa jadi negara miskin," katanya.
Oleh sebab itu, Angela menekankan betul generasi muda ini perlu didorong. Sebab, Indonesia bisa saja terperangkap di dalam middle income trap. Bahkan, dapat menjadi negara miskin. "Kita belum tahu dengan populasi sebesar ini, dengan keberagaman yang akan terjadi perpecahan. Karena tidak ada kesejahteraan di tengah masyarakat," tutur Angela.