ANKARA, vozpublica.id - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengambil sumpah jabatan untuk masa jabatan presiden baru. Sumpah jabatan diambil pada Sabtu (3/6/2023) setelah memenangkan pemilihan presiden putaran kedua akhir pekan lalu. Dengan demikian, Erdogan menjabat sebagai presiden Turki untuk dekade ketiga.
"Saya, sebagai presiden, bersumpah atas kehormatan dan integritas saya di hadapan bangsa dan sejarah Turki yang hebat untuk menjaga keberadaan dan kemerdekaan negara," kata Erdogan dalam upacara di parlemen di Ankara, yang disiarkan langsung.
Dilansir dari Anadolu yang dikelola pemerintah, setelah pengambilan sumpah di parlemen, upacara akan diadakan di istana kepresidenan yang dihadiri oleh pejabat tinggi dari 78 negara dan organisasi internasional. Di antaranya Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg; Presiden Venezuela, Nicolas Maduro; Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban dan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan.
Erdogan juga akan memberi nama kabinetnya pada Sabtu ini. Diperkirakan, dia akan memberi sinyal perubahan dalam pendekatannya yang tidak ortodoks terhadap kebijakan ekonomi.
Pria 69 tahun itu menjadi perdana menteri pada 2003 setelah Partai AK-nya memenangkan pemilu pada akhir 2002 menyusul krisis ekonomi terburuk di Turki sejak 1970-an. Pada 2014, ia menjadi presiden pertama yang dipilih secara populer di negara itu. Dia terpilih kembali pada 2018 setelah mendapatkan kekuasaan eksekutif baru untuk kepresidenan dalam referendum tahun 2017.
Pemilihan presiden 14 Mei dan putaran kedua 28 Mei sangat penting mengingat oposisi yakin akan menggulingkan Erdogan dan membalikkan banyak kebijakannya. Salah satunya mengusulkan kenaikan suku bunga yang tajam untuk melawan inflasi, yang mencapai 44 persen pada bulan April.