TEL AVIV, vozpublica.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar mengklaim kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir tertunda setidaknya 2 hingga 3 tahun akibat serangan negaranya.
Dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Bild, Saar mengatakan Israel berkomitmen untuk melakukan segala upaya guna melenyapkan ancaman yang ditimbulkan dari program nuklir Iran.
Dia juga mengungkapkan keraguan mengenai pendekatan diplomasi untuk menyelesaikan konflik dengan Iran. Berbagai upaya melalui perundingan sudah dilakukan, namun tak membuahkan hasil.
“Saya tidak begitu percaya pada diplomasi dengan Iran. Semua upaya diplomatik sebelumnya tidak berhasil,” ujarnya.
Menlu dari tiga negara Eropa bertemu dengan mitra mereka dari Iran Abbas Araghchi di Jenewa, Swiss, pada Jumat kemarin. Hasilnya mereka sepakat menekankan dialog berkelanjutan setelah pertemuan di Jenewa yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di kawasan serta menghidupkan kembali negosiasi program nuklir Iran.
Sebelumnya badan energi atom PBB IAEA menyebut Iran memiliki kemampuan membuat senjata nuklir dalam beberapa pekan atau bulan saja. Perhitungan itu diambil dari tingkat pengayaan uranium yang sudah dilakukan Iran.
Iran berkali-kali membantah negaranya ingin membuat senjata nuklir. Program nuklir Iran sepenuhnya untuk kepentingan sipil, yakni energi.