WASHINGTON, vozpublica.id - Demonstran pro-Palestina berencana mengepung Gedung Putih dalam unjuk rasa besar-besaran, Sabtu (8/6/2024). Para aktivis mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk segera menghentikan perang di Jalur Gaza serta menghentikan bantuan terhadap Israel.
Beberapa kelompok advokasi dan aktivis, seperti CODEPINK dan Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), menyatakan unjuk rasa besar-besaran itu digelar bersamaan dengan 8 bulan perang di Gaza. Perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Terkait rencana itu, Dinas Rahasia memperketat penjagaan di sekitar Gedung Putih, termasuk dengan memasang pagar berduri.
"Sebagai persiapan untuk kegiatan akhir pekan ini di Washington DC yang berpotensi diikuti banyak orang, langkah-langkah keamanan tambahan telah diterapkan di dekat kompleks Gedung Putih," kata seorang juru bicara Dinas Rahasia, dikutip dari Reutes.
Demonstrasi pro-Palestina pecah di AS sejak beberapa bulan terakhir, mulai dari demonstrasi di Washington DC, pemblokiran jalan, jembatan, stasiun kereta, dan bandara di berbagai kota. Aksi juga dilakukan para mahasiswa di penjuru kampus negara itu dengan mendirikan perkemahan yang memicu penangkapan terhadap ribuan aktivis.
Setidaknya delapan pejabat AS mundur dari pemerintahan Biden dengan alasan penolakan terhadap kebijakan pro-Israel. Salah satu aksi paling menyita perhatian adalah aksi bakar diri yang dilakukan seorang prajurit Angkatan Udara AS di depan kedubes Israel hingga tewas.
Biden dan Gedung Putih sebelumnya mengatakan mendukung unjuk rasa damai, namun menentang kekacauan dan kekerasan.