BEIJING, vozpublica.id - Amerika Serikat (AS) menyebut nuklir China sedang berkembang jauh lebih cepat daripada perkiraan. China diprediksi akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030.
Melansir dari Arab News, Sabtu (21/10/2023), Beijing menekankan program nuklirnya hanya ditujukan untuk pertahanan diri.
"Tegas strategi nuklir pertahanan diri," kata Jubir Kemenlu China Mao Ning.
Mao Ning menyebut nuklir di China dikelola dalam tingkat minimum. Dia mengklaim China tidak terlibat dalam perlombaan pengembangan nuklir dengan negara lain.
"Kami selalu menjaga kekuatan nuklir kami pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional," katanya.
Mao Ning menyebut tidak ada negara yang akan terancam oleh senjata nuklir China.
Sementara itu, AS saat ini memiliki sekitar 3.700 hulu ledak nuklir. Lebih sedikit dari jumlah Rusia yang memiliki sekitar 4.500. Data itu berasal dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
Dalam beberapa tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China telah memulai upaya modernisasi militer besar-besaran yang mencakup peningkatan senjata nuklirnya.