BANGUI, vozpublica.id - Baku tembak antara pemberontak dengan tentara pecah di Republik Afrika Tengah. Akibatnya, enam prajurit tewas dan empat pemberontak tewas.
Pejabat lokal dan seorang direktur rumah sakit pada Jumat (29/4/2022) mengatakan, insiden tersebut terjadi di sebuah pos militer di pinggiran Kota Bakouma, Kamis (28/4/2022) pagi. Penyerang diketahui merupakan anggota aliansi kelompok bersenjata yang dikenal sebagai Koalisi Patriot untuk Perubahan (CPC).
Serangan itu dikonfirmasi oleh kepala rumah sakit di kota terdekat Bangassou, juga dengan syarat anonim. Mayat dan tentara yang terluka dibawa ke rumah sakit tersebut.
Republik Afrika Tengah yang kaya mineral telah terperosok dalam kekerasan sejak koalisi pemberontak Seleka yang sebagian besar Muslim menggulingkan presiden saat itu Francois Bozize pada 2013. Hal itu memicu pembalasan dari sebagian besar milisi Kristen.
Dalam beberapa tahun terakhir, tentara yang didukung oleh pasukan penjaga perdamaian PBB, Rusia dan Rwanda telah memerangi gerilyawan CPC yang berusaha untuk membatalkan hasil pemilihan pada Desember 2020 yang membuat Presiden Faustin-Archange Touadera meraih masa jabatan kedua.
PBB menuduh semua pihak melakukan pelanggaran termasuk pembunuhan, penyiksaan, kekerasan seksual terkait konflik dan penggunaan pejuang anak. Mereka telah kehilangan lebih dari 160 penjaga perdamaian dalam konflik yang telah menelantarkan lebih dari 1 juta orang.
Pengadilan Kriminal Khusus yang dibentuk pada 2015 untuk mengadili kejahatan perang yang dilakukan di negara itu memulai persidangan pertamanya pekan lalu.