SYDNEY, vozpublica.id - Australia memperingatkan negara-negara Asia Tenggara dan Indo Pasifik akan menghadapi ancaman pertahanan serius. Ini yang menjadi alasan Australia menyiapkan anggaran lebih besar untuk proyek kerja sama keamanan maritim dengan negara-negara ASEAN.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong mengumumkan anggaran 286,5 juta dolar Australia atau sekitar Rp4,5 triliun untuk beberapa proyek kerja sama dengan ASEAN di berbagai bidang, termasuk keamanan maritim. Proyek ini dijalankan di tengah meningkatnya ketegangan dengan China terkait sengketa perairan Laut China Selatan.
“Kita menghadapi ketidakstabilan serta tindakan provokasi dan koersi termasuk tindakan yang berbahaya di laut dan udara,” kata Wong, saat menyampaikan pidato di KTT ASEAN-Australia, seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/3/2024).
Tanpa menyebutkan China, Wong melanjutkan, apa yang terjadi di Laut China Selatan, Selat Taiwan, subkawasan Mekong, seluruh Indo-Pasifik, berdampak pada semua negara di kawasan.
KTT ASEAN-Australia berlangsung pada Senin hingga Rabu mendatang di Melbourne. Seperti pertemuan tingkat tinggi ASEAN sebelumnya, Myanmar tidak diundang terkait konflik yang sedang berlangsung.
Australia memanfaatkan peringatan 50 tahun hubungannya dengan ASEAN untuk meningkatkan hubungan dengan kawasan seiring meningkatnya jangkauan diplomatik dan militer China.
China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan melalui sembilan garis putus-putus. Wilayah yang diklaim itu beririsan dengan Zona Ekonomi Eksklusif banyak negara ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.