TEL AVIV, vozpublica.id – Serangan Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 tidak terjadi secara tiba-tiba. Operasi ini telah dirancang sejak November 2024, melibatkan 120 agen intelijen dan personel militer yang menyusun daftar 250 target strategis di wilayah Iran.
Target misi rahasia yang diberi sandi "Operasi Narnia" ini mencakup ilmuwan nuklir, fasilitas militer, hingga peluncur rudal. Keputusan akhir serangan dibuat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hanya empat hari sebelum pelaksanaan, sebagaimana diungkap Surat kabar AS The Wall Street Journal (WSJ).
Badan intelijen Israel, Mossad, bahkan menyelundupkan drone ke Iran berbulan-bulan sebelumnya. Beberapa diuji coba pada malam sebelum serangan. Rencana awalnya adalah pembunuhan ilmuwan, namun kemudian diperluas demi melumpuhkan infrastruktur militer Iran.
Yang mengejutkan, Netanyahu justru mengumumkan cuti untuk menghadiri pernikahan anaknya dan liburan akhir pekan tepat setelah memberi lampu hijau operasi. Langkah itu memicu sorotan publik, apalagi di tengah kabar ada ketidaksepakatan antara Israel dan Presiden AS Donald Trump soal serangan sepihak ini.