JAKARTA, vozpublica.id - Perusahaan tambang batu bara milik orang terkaya Indonesia Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Indonesia. BYAN menyalip kapitalisasi pasar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Melansir 2nd Session Closing IDX Channel, kapitalisasi pasar BYAN di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp810 triliun. Dengan nilai itu, BYAN melampaui BBRI dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp744,5 triliun. Sementara posisi pertama masih dipegang PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp1.060 triliun.
Harga saham BYAN melesat lebih dari 157 persen sejak sahamnya dipecah atau stock split pada awal Desember 2022 dengan rasio 1:10 dari sebelumnya Rp94.500 menjadi Rp9.450. Bahkan sejak awal tahun ini, kenaikan saham BYAN mencapai 766 persen.
Melesatnya harga saham BYAN didorong kenaikan harga batu bara global dan proyeksi industri batu bara yang masih cenderung positif dalam jangka pendek maupun menengah. Selain itu, antusiasme investor juga dipicu oleh aksi borong saham oleh Low Tuck Kwong, yang aktif mengakumulasi saham BYAN secara rutin sejak tahun lalu.
Adapun kinerja emiten ini pun bagus. Hingga akhir kuartal III 2022, BYAN membukukan pendapatan sebesar 3,34 miliar dolar AS, melonjak 91,42 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1,74 miliar dolar AS. Sedangkan laba bersih perseroan juga meningkat dari Rp650,32 juta menjadi 1,62 miliar dolar AS.
Sementara itu, pada perdagangan Selasa (27/12/2022), saham BYAN ditutup melesat Rp2.825 atau 13,73 persen ke Rp23.400 per saham.