JAKARTA, vozpublica.id - Penawaran umum saham perdana (IPO) PT Mora Telematika Indonesia Tbk (Moratelindo) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 227,35 kali berdasarkan system E-IPO. Itu jauh melampaui sejumlah target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hal tersebut merupakan momen bersejarah bagi perusahaan penyedia infrastruktur dan jaringan telekomunikasi, di mana sebagai indikator respons positif dari tingkat kepercayaan masyarakat kepada emiten dengan kode MORA itu setelah menempuh perjalanan panjang di pasar modal sebelum IPO.
Adapun IPO MORA dilakukan hari ini, Senin (8/8/2022). Perseroan menetapkan harga IPO di batas atas Rp396 per saham dari kisaran harga pada penawaran awal (bookbuilding) antara Rp368 hingga Rp396 per saham.
Dengan melepas sebanyak 2.525.464.300 saham biasa atas nama yang merupakan saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan atau sebanyak 10,68 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham, perseroan berhasil mengumpulkan total dana segar sebesar Rp1.000.083.862.800.
Jumlah saham yang dilepas ke masyarakat sudah termasuk saham yang dialokasikan kepada karyawan perseroan sebesar 0,247 persen saham dari saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak 6.246.500 saham biasa atas nama untuk program alokasi saham kepada karyawan (Program ESA). Program ESA merupakan bentuk apresiasi perseroan
terhadap kinerja dan pengabdian karyawan kepada perusahaan selama ini.
Sebelum IPO, perseroan telah menerbitkan obligasi pada 2017, Sukuk melalui Penawaran Umum Berkelanjutan pada 2019, 2020 dan 2021 dengan pemeringkatan dari Pefindo pada Maret 2022 yang mengalami peningkatan dari sebelumnya idA dan idA(sy) menjadi idA+ dan idA+(sy).