JAKARTA, vozpublica.id - PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO), mengincar pendapatan sebesar Rp1,5 triliun di tahun 2023. Angka tersebut naik 5-10 persen dari pendapatan perusahaan voucher isi ulang pulsa dan jaringan internet itu di tahun 2022.
Direktur Utama YELO, Wewy Suwanto, mengatakan perseroan sedang fokus mempersiapkan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Dana hasil right issue akan digunakan untuk mengembangkan layanan fiber optik, selain untuk pelunasan utang.
"Kurang Lebih sekitar 50 persen untuk pelunasan utang kepada Pemegang Saham dan sisanya untuk modal kerja perseroan dan entitas anak sehubungan dengan pengembangan usaha jaringan fiber optik," kata Wewy dalam risalah paparan publik, Selasa (4/7/2023).
Sebagai informasi, pendapatan YELO sepanjang 2022 mencapai Rp1,56 triliun, alias naik 213,41 persen year-on-year (yoy) dibandingkan 2021 senilai Rp500,07 miliar. Kendati top line naik signifikan, laba yang diserap untuk entitas induk hanya berkisar Rp258,23 juta, cukup jauh dari pencapaian 2021 sebesar Rp14,66 miliar.
Meski demikian, hingga kuartal I 2023, YELO telah mengamankan laba untuk induk sebesar Rp4,64 miliar, dengan pendapatan mencapai Rp327,83 miliar.
Wewy menyampaikan, perseroan tengah fokus untuk mengembangkan arah bisnis penjualan data lokal dan jaringan internet tetap (fix FTTH) yang utamanya di Pulau Jawa, dan perlahan menyebar ke seluruh wilayah. Adapun efisiensi juga menjadi strategi perseroan demi menekan biaya operasional dengan harapan agar margin profit lebih besar dan terjaga.
"Jadi strategi kami mengembangkan bisnis yang ada sehingga dari bisnis yang ada itu akan lebih meningkatkan profit perseroan di masa yang akan datang," tutur Wewy.