JAKARTA, vozpublica.id - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengakui harga telur saat ini masih mahal di pasaran. Harga telur di wilayah Indonesia Timur tembus Rp40.000 per kilogram (kg).
Jerry mengatakan, Kemendag akan mengupayakan beragam cara agar harga telur bisa dipatok sesuai Harga Acuan Pembelian (HAP) Rp27.000 per kg. Dengan begitu, masyarakat bisa belanja dengan tenang.
"Iya memang (masih mahal telur), tapi mudah-mudahan bisa segera turun dalam waktu dekat. Kita terus berupaya," kata dia di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Sementara Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menuturkan, dia bersama tim di Kemendag akan mencari jalan keluar agar harga telur bisa melandai. Pihaknya saat ini masih terus mendalami strategi apa yang tepat.
"Kita masih mempelajari apakah ada intervensi harga seperti tahun kemarin kita menerapkan bantuan pakan telur berupa jagung, nanti kita lihat dan diputuskan di Rakortas," ujar Isy.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya menjelaskan, kenaikan harga telur, salah satunya karena imbas dari cuaca ekstrem El Nino. Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan BapanasI Gusti Ketut Astawa menjelaskan, suhu di Indonesia saat ini sudah panas, di kisaran 36-38 derajat celcius setiap harinya, sehingga mempengaruhi produksi telur di dalam negeri karena kondisi suhu harus stabil untuk untuk mendapatkan produksi yang baik.
"El Nino pasti akan berpengaruh terhadap potensi produksi kita. Sekarang saja kalau kita rasakan, suhu di Indonesia rata rata sudah 36,37, 38 (derajat celsius). Itu juga berpengaruh terhadap potensi produksi telur kita, ayam broiler kita, kenapa? Karena ayam juga perlu suhu yang stabil," tuturnya..